Minggu, 23 Maret 2014

Teori Penyebab Terjadinya Penyakit

TEORI PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT
A.      Penyebab Penyakit
         Kejadian A    →   Kejadian B
                ↓                           ↓
Sebab         →      Akibat 

= Sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor2 tersebut yang memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit . Penyebab itu harus mendahului akibat.
B.      Pengertian Penyakit
         Kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan / tekanan sehingga timbul pada gangguan pada sistem / fungsi dari tubuh.
C.      Teori Terjadinya Penyakit :
1.       Teori Contangion
Teori ini adalah teori yang paling sederhana, bahwa panyakit berasal dari kontak langsung antar penyakit seperti penyakit cacar dan herpes. Kontak langsung ini dapat berupa lewat media kulit (panu), melalui jarak jauh (udara/bersin), bersinggunangan dengan penyakitnya dan zat penular lainnya (kontangion).
Konsep teori contangion dicetuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553) yang mengatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui zat penular (transference) yang disebut kontangion. Girolamo membedakan 3 macam kontangion, yaitu pertama, jenis kontangion yang dapat menular melalui kontak langsung (bersentuhan, berciuman, hubungan seksual), kedua, jenis kontangion yang menular melalui benda-benda perantara (benda tersebut tidak tertular, namun mempertahankan benih dan kemudian menularkan pada orang lain) misalnya melalui pakaian, handuk dan sapu tangan, ketiga, jenis kontangion yang dapat menularkan dengan jarak jauh.
2.       Teori Hippocrates

Teori Hipocrates menyatakan bahwa sebuah penyakit terjadi karena faktor lingkungan seperti udara, tanah, cuaca dan air. Bapak kedokteran dunia, Hipocrates (460-377 SM), berhasil membebaskan hambatan filosofis yang bersifat spekulatif superstitif (tahayul) dalam mengartikan terjadinya penyakit pada zamannya. Hipocrates menyebutkan 2 teori asal terjadinya penyakit yaitu, pertama, penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup, dan kedua, penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang. Kedua teori tersebut termuat dalam bukunya yang berjudul “On Airs, Water and Places”.
Hipocrates merupakan orang yang sama sekali tidak mempercayai hal-hal yang berbau tahayul, ia meyakini bahwa penyakit terjadi karena proses alamiah belaka. Ia juga mengatakan bahwa masalah lingkungan dan perilaku penduduk dapat mempengaruhi tersebarnya penyakit pada masyarakat.
3.       Teori Humoral
         Penyakit timbul akibat gangguan dari keseimbangan cairan dalam tubuh. Tubuh terdiri dari  4 cairan (putih, kuning, merah dan hitam) à Bila terjadi ketidak keseimbangan, timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan.  Berkembang dari Cina.
4.       Teori Miasma
Timbulnya penyakit adalah berasal dari uap sisa hasil pembusukan makhluk hidup, barang yang membusuk atau dari buangan limbah yang tergenang, sehingga mengotori udara dan dipercaya sebagai mengambil bagian dalam proses penyebaran penyakit. Konsep ini muncul pada sekitar abad 18-19.
Waktu itu, ada kepercayaan bahwa bila seseorang menghirup miasma, maka ia akan terkena penyakit. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menutup rumah rapat-rapat terutama di malam hari, karena orang percaya udara malam cenderung mengandung miasma. Kemudian, kebersihan juga dianggap hal penting untuk dapat mencegah/menghindari miasma tersebut. Saat ini cara sanitasi yang dilakukan sangat efektif mengurangi tingkat kematian.
5.       Teori Jasad Renik
          Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi dan parasitologi oleh Louis Pasteur (1822-1895), Robert Koch (1843-1910), Ilya Mechnikov (1845-1916) dan para pengikutnya merupakan era keemasan teori kuman. Para ilmuwan tersebut mengemukakan bahwa mikroba merupakan etiologi penyakit.
          Louis Pasteur pertama kali mengamati proses fermentasi dalam pembuatan anggur. Jika anggur terkontaminasi kuman maka jamur mestinya berperan dalam proses fermentasi akan mati terdesak oleh kuman, akibatnya proses fermentasi gagal. Proses pasteurisasi yang ia temukan adalah cara memanasi cairan anggur sampai temperatur tertentu hingga kuman yang tidak diinginkan mati tapi cairan anggur tidak rusak. Temuan yang paling mengesankan adalah keberhasilannya mendeteksi virus rabies dalam organ saraf anjing, dan kemudian berhasil membuat vaksin anti rabies. Atas rintisan temuan-temuannya memasuki era bakteriologi tersebut, Louis Pasteur dikenal sebagai Bapak dari Teori Kuman.
Robert Koch juga merupakan tokoh penting dalam teori kuman. Temuannya yang paling terkenal dibidang mikrobiologi  adalah Postulat Koch yang terdiri dari:
1.      Kuman harus dapat ditemukan pada semua hewan yang sakit, tidak pada yang sehat,
2.      Kuman dapat diisolasi dan dibuat biakannya,
3.      Kuman yang dibiakkan dapat ditularkansecara sengaja pada hewan yang sehat dan menyebabkan penyakit yang sama
4.      Kuman tersebut harus dapat diisolasi ulang dari hewan yang diinfeksi.
6.       Teori Ekologi Lingkungan
Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu. Pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit. 
Dalam teori ekologi lingkungan terdapat :
1.      Model Gordon (Epidemiologic Triangle)
Teori ini di kemukakan oleh John Gordon pada tahun 1950 dan dinamakan model Gordon sesuai dengan nama pencetusnya. Model gordon ini menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat, ia menggambarkan terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit yang mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya, yakni lingkungan (L). Pada kedua ujung batang tadi terdapat pemberat, yakni A, H. Dalam model ini A, H dan L dianggap sebagai tiga elemen utama yang berperan dalam interaksi ini, sehingga terjadi keadaan sehat ataupun sakit, dimana :
A = agent/penyebab penyakit
B = host/populasi berisiko tinggi, dan
C = lingkungan
            Interaksi di antara tiga elemen tadi terlaksana karena adanya faktor penentu pada setiap elemen. Model ini mengatakan bahwa apabila pengungkit tadi berada dalam keseimbangan, maka dikatakan bahwa masyarakat berada dalam keadaan sehat. Dalam pandangan epidemiologi klasik dikenal segitiga epidemiologi (epidemiologic triangle) yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit.

2.    The wheel of causation (Teori Roda) 
Model ini menggambarkan hubungan manusia dan lingkungannya sebagai roda. Roda tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian intinya dan komponen lingkungan biologi, sosial, fisik mengelilingi penjamu. Ukuran komponem roda bersifat relatif, tergantung problem spesifik penyakit yang bersangkutan. Contoh pada penyakit herediter tentunya proporsi inti genetikrelatif besar, sedang penyakit campak status imunitas penjamu dan biologik lebih penting daripada faktor genetik. Peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya dalam hal stres mental, sebaliknya pada penyakit malaria peran lingkungan biologis lebih besar.
Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen. Di sini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.
Teori ini merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan lingkungan. Roda terdiri daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu terdapat lingkungan yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu lingkungan biologi, sosial dan fisik.
Besarnya komponen-kompenen dari roda tergantung kepada masalah penyakit tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit bawaan (herediter) inti genetik relatif lebih besar. Untuk kondisi tertentu seperti campak, inti genetik relatif kurang penting oleh karena keadaan kekebalan dan sektor biologi lingkungan yang paling berperanan. Pada model roda, mendorong pemisahan perincian faktor pejamu dan lingkungan, yaitu suatu perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbW-Xx64RDK_rZjLDvQ5UGWRSa31oH3BK3L1vwCtqGUoI05mKSNzjGi1kucpVI2yNCKG44EYVKeot6-TGLNAoO914LfeQrLj8dro5-0mCgjoWTIO8pR3Y_CyHd_hBCgcEBQNUJbzH4RLQ/s1600/wheel.jpg 
3.    The web of causation (jaring-jaring sebab akibat)
Teori jaring-jaring sebab akibat ini ditemukan oleh Mac Mohan dan Pugh (1970). Teori ini sering disebut juga sebagai konsep multi factorial. Dimana teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi dari hasil interaksi berbagai factor. Misalnya factor interaksi lingkungan yang berupa factor biologis, kimiawi dan social memegang peranan penting dalam terjadinya penyakit.
            Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.
Hakikat konsep ini adalah efek yang terjadi tidak tergantung kepada penyebab-penyebab yang terpisah secara mandiri, tetapi lebih merupakan perkembangan sebagai suatu akibat dari suatu rangkaian sebab-akibat, dimana setiap hubungan itu sendiri hasil dari silsilah (geneologi) yang mendahuluinya dan yang kompleks (complex geneology of antecenden).
Suatu penyakit tidak tergantung kepada penyebab yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab akibat. Penyakit juga dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai di berbagai faktor.
Contoh: Jaringan sebab akibat yang mendasari penyakit jantung koroner (PJK) dimana banyak faktor yang merupakan menghambat atau meningkatkan perkembangan penyakit.
Beberapa dari faktor ini instrinsik pada pejamu dan tetap (umpama LDL genotip), yang lain seperti komponen makanan, perokok, inaktifasi fisik, gaya hidup dapat dimanipulasi.

Sumber: 
Budiarto,E dan Anggraeni, D. Pengantar epidemiologi edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku 
              Kedokteran EGC, 2001.

Chandra, Budiman. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: Penerbit 
              Buku Kedokteran EGC, 2006.

Martini. Modul Materi Dasar Epidemiologi semester 3.Semarang. 2010.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar