TEORI PENYEBAB
TERJADINYA PENYAKIT
A.
Penyebab Penyakit
Kejadian
A → Kejadian B
↓ ↓
Sebab → Akibat
= Sebuah
peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor2 tersebut yang memegang
peranan penting dalam timbulnya penyakit . Penyebab itu harus mendahului akibat.
B.
Pengertian Penyakit
Kegagalan
dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan / tekanan sehingga timbul pada gangguan pada sistem / fungsi dari
tubuh.
C.
Teori Terjadinya Penyakit :
1.
Teori
Contangion
Teori ini adalah teori yang paling
sederhana, bahwa panyakit berasal dari kontak langsung antar penyakit seperti
penyakit cacar dan herpes. Kontak langsung ini dapat berupa lewat media kulit
(panu), melalui jarak jauh (udara/bersin), bersinggunangan dengan penyakitnya
dan zat penular lainnya (kontangion).
Konsep teori contangion dicetuskan
oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553) yang mengatakan bahwa penyakit ditularkan
dari satu orang ke orang lainnya melalui zat penular (transference) yang
disebut kontangion. Girolamo membedakan 3 macam kontangion, yaitu pertama,
jenis kontangion yang dapat menular melalui kontak langsung (bersentuhan,
berciuman, hubungan seksual), kedua, jenis kontangion yang menular melalui
benda-benda perantara (benda tersebut tidak tertular, namun mempertahankan benih
dan kemudian menularkan pada orang lain) misalnya melalui pakaian, handuk dan
sapu tangan, ketiga, jenis kontangion yang dapat menularkan dengan jarak jauh.
2.
Teori
Hippocrates
Teori Hipocrates menyatakan bahwa
sebuah penyakit terjadi karena faktor lingkungan seperti udara, tanah, cuaca
dan air. Bapak kedokteran dunia, Hipocrates (460-377 SM), berhasil membebaskan
hambatan filosofis yang bersifat spekulatif superstitif (tahayul) dalam
mengartikan terjadinya penyakit pada zamannya. Hipocrates menyebutkan 2 teori
asal terjadinya penyakit yaitu, pertama, penyakit terjadi karena adanya kontak
dengan jasad hidup, dan kedua, penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal
maupun internal seseorang. Kedua teori tersebut termuat dalam bukunya yang
berjudul “On Airs, Water and Places”.
Hipocrates merupakan orang yang sama
sekali tidak mempercayai hal-hal yang berbau tahayul, ia meyakini bahwa
penyakit terjadi karena proses alamiah belaka. Ia juga mengatakan bahwa masalah
lingkungan dan perilaku penduduk dapat mempengaruhi tersebarnya penyakit pada
masyarakat.
3.
Teori
Humoral
Penyakit timbul akibat gangguan dari
keseimbangan cairan dalam tubuh. Tubuh terdiri dari 4 cairan (putih, kuning, merah dan hitam) à Bila terjadi ketidak keseimbangan,
timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan. Berkembang dari Cina.
4.
Teori
Miasma
Timbulnya penyakit adalah berasal
dari uap sisa hasil pembusukan makhluk hidup, barang yang membusuk atau dari
buangan limbah yang tergenang, sehingga mengotori udara dan dipercaya sebagai
mengambil bagian dalam proses penyebaran penyakit. Konsep ini muncul pada
sekitar abad 18-19.
Waktu itu, ada kepercayaan bahwa
bila seseorang menghirup miasma, maka ia akan terkena penyakit. Pencegahannya
dapat dilakukan dengan menutup rumah rapat-rapat terutama di malam hari, karena
orang percaya udara malam cenderung mengandung miasma. Kemudian, kebersihan
juga dianggap hal penting untuk dapat mencegah/menghindari miasma tersebut.
Saat ini cara sanitasi yang dilakukan sangat efektif mengurangi tingkat
kematian.
5.
Teori
Jasad Renik
Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi dan parasitologi oleh Louis
Pasteur (1822-1895), Robert Koch (1843-1910), Ilya Mechnikov (1845-1916)
dan para pengikutnya merupakan era keemasan teori kuman. Para ilmuwan
tersebut mengemukakan bahwa mikroba merupakan etiologi penyakit.
Louis Pasteur pertama kali mengamati proses fermentasi dalam pembuatan anggur. Jika anggur terkontaminasi kuman maka jamur mestinya berperan dalam proses fermentasi akan mati terdesak oleh kuman, akibatnya proses fermentasi gagal. Proses pasteurisasi yang ia temukan adalah cara memanasi cairan anggur sampai temperatur tertentu hingga kuman yang tidak diinginkan mati tapi cairan anggur tidak rusak. Temuan yang paling mengesankan adalah keberhasilannya mendeteksi virus rabies dalam organ saraf anjing, dan kemudian berhasil membuat vaksin anti rabies. Atas rintisan temuan-temuannya memasuki era bakteriologi tersebut, Louis Pasteur dikenal sebagai Bapak dari Teori Kuman.
Robert Koch juga merupakan tokoh penting dalam teori kuman. Temuannya yang paling terkenal dibidang mikrobiologi adalah Postulat Koch yang terdiri dari:
1. Kuman harus dapat ditemukan pada semua hewan yang sakit, tidak pada yang sehat,
2. Kuman dapat diisolasi dan dibuat biakannya,
3. Kuman yang dibiakkan dapat ditularkansecara sengaja pada hewan yang sehat dan menyebabkan penyakit yang sama
4. Kuman tersebut harus dapat diisolasi ulang dari hewan yang diinfeksi.
Louis Pasteur pertama kali mengamati proses fermentasi dalam pembuatan anggur. Jika anggur terkontaminasi kuman maka jamur mestinya berperan dalam proses fermentasi akan mati terdesak oleh kuman, akibatnya proses fermentasi gagal. Proses pasteurisasi yang ia temukan adalah cara memanasi cairan anggur sampai temperatur tertentu hingga kuman yang tidak diinginkan mati tapi cairan anggur tidak rusak. Temuan yang paling mengesankan adalah keberhasilannya mendeteksi virus rabies dalam organ saraf anjing, dan kemudian berhasil membuat vaksin anti rabies. Atas rintisan temuan-temuannya memasuki era bakteriologi tersebut, Louis Pasteur dikenal sebagai Bapak dari Teori Kuman.
Robert Koch juga merupakan tokoh penting dalam teori kuman. Temuannya yang paling terkenal dibidang mikrobiologi adalah Postulat Koch yang terdiri dari:
1. Kuman harus dapat ditemukan pada semua hewan yang sakit, tidak pada yang sehat,
2. Kuman dapat diisolasi dan dibuat biakannya,
3. Kuman yang dibiakkan dapat ditularkansecara sengaja pada hewan yang sehat dan menyebabkan penyakit yang sama
4. Kuman tersebut harus dapat diisolasi ulang dari hewan yang diinfeksi.
6.
Teori
Ekologi Lingkungan
Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor
penyebab dalam lingkungan tertentu. Pada keadaan tertentu akan menimbulkan
penyakit.
Dalam teori ekologi lingkungan terdapat :
1. Model Gordon (Epidemiologic Triangle)
Teori ini di kemukakan oleh John Gordon pada tahun 1950 dan dinamakan model
Gordon sesuai dengan nama pencetusnya.
Model gordon ini menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat, ia
menggambarkan terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit yang
mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya, yakni lingkungan (L). Pada kedua
ujung batang tadi terdapat pemberat, yakni A, H. Dalam model ini A, H dan L
dianggap sebagai tiga elemen utama yang berperan dalam interaksi ini, sehingga
terjadi keadaan sehat ataupun sakit, dimana :
A = agent/penyebab penyakit
B = host/populasi berisiko tinggi, dan
C = lingkungan
Interaksi di antara tiga
elemen tadi terlaksana karena adanya faktor penentu pada setiap elemen. Model
ini mengatakan bahwa apabila pengungkit tadi berada dalam keseimbangan, maka
dikatakan bahwa masyarakat berada dalam keadaan sehat. Dalam pandangan
epidemiologi klasik dikenal segitiga epidemiologi (epidemiologic triangle) yang
digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit.
2. The
wheel of causation (Teori Roda)
Model
ini menggambarkan hubungan manusia dan lingkungannya sebagai roda. Roda
tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian intinya dan
komponen lingkungan biologi, sosial, fisik mengelilingi penjamu.
Ukuran komponem roda bersifat relatif, tergantung problem spesifik penyakit
yang bersangkutan. Contoh pada penyakit herediter tentunya proporsi inti
genetikrelatif besar, sedang penyakit campak status imunitas penjamu dan
biologik lebih penting daripada faktor genetik. Peranan lingkungan sosial lebih
besar dari yang lainnya dalam hal stres mental, sebaliknya pada penyakit
malaria peran lingkungan biologis lebih besar.
Seperti halnya dengan model
jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dari berbagai
faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan
pentingnya agen. Di sini
dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya
peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang
bersangkutan.
Teori ini merupakan
pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan lingkungan. Roda terdiri daripada
satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu
terdapat lingkungan yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu
lingkungan biologi, sosial dan fisik.
Besarnya komponen-kompenen dari roda
tergantung kepada masalah penyakit tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit
bawaan (herediter) inti genetik relatif lebih besar. Untuk kondisi tertentu
seperti campak, inti genetik relatif kurang penting oleh karena keadaan
kekebalan dan sektor biologi lingkungan yang paling berperanan. Pada model roda,
mendorong pemisahan perincian faktor pejamu dan lingkungan, yaitu suatu
perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi.
3. The
web of causation (jaring-jaring
sebab akibat)
Chandra, Budiman. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: Penerbit
Martini. Modul Materi Dasar Epidemiologi semester 3.Semarang. 2010.
Teori jaring-jaring sebab akibat ini ditemukan oleh Mac Mohan
dan Pugh (1970). Teori ini sering disebut juga sebagai konsep multi factorial. Dimana teori
ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi dari hasil interaksi berbagai
factor. Misalnya factor interaksi lingkungan
yang berupa factor biologis, kimiawi dan social memegang peranan penting dalam
terjadinya penyakit.
Menurut
model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara
mereka, yang berakibat bertambah
atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Menurut
model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri
melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan
demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong
mata rantai pada berbagai titik.
Hakikat
konsep ini adalah efek yang terjadi tidak tergantung kepada penyebab-penyebab
yang terpisah secara mandiri, tetapi lebih merupakan perkembangan sebagai suatu
akibat dari suatu rangkaian sebab-akibat, dimana setiap hubungan itu sendiri
hasil dari silsilah (geneologi) yang mendahuluinya dan yang kompleks (complex
geneology of antecenden).
Suatu
penyakit tidak tergantung kepada penyebab yang berdiri sendiri-sendiri,
melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab akibat. Penyakit juga dapat dicegah atau
dihentikan dengan memotong mata rantai di berbagai faktor.
Contoh:
Jaringan sebab akibat yang mendasari penyakit jantung koroner (PJK) dimana
banyak faktor yang merupakan menghambat atau meningkatkan perkembangan
penyakit.
Beberapa
dari faktor ini instrinsik pada pejamu dan tetap (umpama LDL genotip), yang lain
seperti komponen makanan, perokok, inaktifasi fisik, gaya hidup dapat
dimanipulasi.
Sumber:
Budiarto,E dan Anggraeni, D. Pengantar epidemiologi edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2001.
Chandra, Budiman. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2006.
Martini. Modul Materi Dasar Epidemiologi semester 3.Semarang. 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar